Selasa, 29 Desember 2015

BERJUTA CINTA DALAM BAYANG-BAYANG PEDANG

Ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Nasim Mukhtar Ibn Rifa’i
Dari Abdullah bin Umar rahimahumullah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ حَتىَّ يُعْبَدَ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ وَجُعِلَ رِزْقِيْ تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِيْ وَجُعِلَ الذُّلُّ وَالصِّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِيْ وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Aku diutus menjelang hari kebangkitan dengan pedang supaya hanya Allah semata yang di ibadahi, tiada sekutu bagi-Nya. Rezekiku diletakkan di bawah naungan pedangku. Kerendahan dan kehinaan ditetapkan bagi siapa saja yang menyelisihi perintahku. Barang siapa menyerupai suatu kaum, ia termasuk bagian dari mereka.”

TIDAK ADA MANUSIA YANG SEMPURNA

Al-Kisai rahimahullah berkata:
Saya shalat mengimami Harun ar-Rasyid. Lalu bacaanku membuatku takjub sehingga saya terjatuh pada sebuah kesalahan yang seorang anak kecil pun tidak akan jatuh pada kesalahan tersebut sama sekali.
Saya ingin membaca { لعلهم يرجعون }, namun saya malah membaca “لعلهم يرجعين”
Beliau melanjutkan: “Maka demi Allah, Harun tidaklah berani berkata kepadaku, “Kamu salah,” akan tetapi ketika selesai salam, ia berkata kepadaku: “Wahai Kisai! Bacaan (bahasa) apa ini?”

KISAH AL IMAM IBNU JARIR ATH THABARI DAN KAKEK YANG FAKIR (KISAH BEGITU INDAH NAN MENGADUNG PELAJARAN)

Dikisahkan oleh Ibnu Jarir ath-Thabari penulis tafsir yang terkenal
Ibnu Jarir ath-Thabari rahimahullah bertutur: Ketika saya berada di Mekah pada musim haji, saya melihat seorang lelaki dari Khurasan berseru seraya berkata: Wahai sekalian jama’ah haji, wahai penduduk Mekah baik yang di kota maupun yang di desa! Sungguh aku telah kehilangan kantong berisikan uang seribu dinar, maka barang siapa yang mengembalikannya kepadaku, niscaya Allah akan membalasnya kebaikan dan membebaskannya dari neraka, dan ia akan mendapatkan pahala dan ganjaran yang besar di hari perhitungan,,,

Sabtu, 25 Oktober 2014

JIHAD HARUS DIDASARI ILMU

Ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Mu’awiyah Askari
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Ankabut: 69)
Penjelasan ayat
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami”
Ada beberapa penafsiran para ulama tentang ayat ini:

AGAMA INI TELAH SEMPURNA

Ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Muhammad Harits Abrar Thalib
Allah subhanahuwata’ala menurunkan agama Islam dalam keadaan telah sempurna. Ia tidak membutuhkan penambahan ataupun pengurangan. Namun toh, banyak manusia menciptakan amalan-amalan baru yang disandarkan pada agama hanya karena kebanyakan dari mereka menganggap baik perbuatan tersebut.
Perjalanan agama Islam yang telah mencapai rentang waktu 14 abad lebih, sedikit banyak memberikan pengaruh bagi para penganutnya. Sebagian besar di antara mereka menjalankan agama ini hanya sebatas seperti apa yang dilakukan para orang tuanya. Yang lebih parah, tidak sedikit pula yang menjalankan agama ini dalam kungkungan kelompok-kelompok sesat seperti Khawarij, Syi’ah, Mu’tazilah, Sufi, dan sebagainya. Sementara yang menjalankan agama ini di atas pemahaman yang sahih jumlahnya amatlah sedikit.

Jumat, 24 Oktober 2014

BENARKAH PERNIKAHAN DINI MENGHALANGI MENUNTUT ILMU

Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah 
Diantara faedah-faedah dari pernikahan dini adalah memperoleh anak-anak yang akan menjadi penyejuk mata. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَالَّذِيْنَ يَقُولُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ
“Dan orang-orang yang berdoa: ‘Wahai Rabb kami, karuniakanlah kepada kami penyejuk mata dari istri-istri dan anak-anak kami.” (QS. Al-Furqaan: 74)
Jadi istri dan anak-anak merupakan penyejuk mata, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala menjanjikan atau mengabarkan bahwa dengan pernikahan akan diraih penyejuk mata. Maka ini termasuk hal-hal yang membangkitkan semangat seorang pemuda dan memantapkannya untuk menikah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga mengabarkan bahwa anak-anak merupakan setengah dari perhiasan kehidupan dunia sebagaimana firman-Nya:
﴿الْمَالُ وَالْبَنُوْنَ زِيْنَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا﴾
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia.” (Al-Kahfi: 46)

BELAJARLAH ILMU AGAMA DAN JANGAN SIBUK DENGAN FACEBOOK

Asy-Syaikh Muhammad Sa’id Ruslan hafizhahullah
Kebanyakan manusia tidak mengerti agama Allah Tabaraka wa Ta’ala, maka hendaklah mereka belajar. Hendaklah kalian mempelajari agama Allah! Kalian telah belajar dalam segala hal dan masuk ke dalam facebook. Mungkin engkau tidak menjumpai seorang pemuda atau seorang gadis dari kaum Muslimin kecuali dia memiliki halaman (akun) yang dinamakan dengan facebook. Alhamdulillahi rabbil alamin yang telah menjadikan diri saya tidak tahu menahu tentangnya. Allah telah memberikan karunia kepada saya dengan memberi saya keselamatan dari hal hal yang Allah timpakan kepada orang lain. Alhamdulillahi rabbil alamin, yaa Allah hanya bagi-Mu segala puji dan segala karunia hanya milik-Mu.
Engkau jumpai seorang pria berteman (di facebook) dengan wanita ini dan itu. Dan jika kita katakan kepadanya: “Izinkanlah istrimu atau anak perempuanmu untuk memiliki akun dan biarkan kami berteman dengannya dan kami yakin bahwa hati kami bersih, dan kami akan menganggapnya seperti saudara perempuan kami sendiri!” Dia pasti akan menolaknya karena dia menganggap bahwa dia saja yang bersih hatinya, dia saja yang tidak akan mungkin terjatuh dalam dosa. Adapun orang lain maka menurutnya adalah orang yang paling hina. Pelajarilah agama Allah, pelajarilah agama Allah, pelajarilah agama Allah!! Sesungguhnya saya benar-benar memberi nasehat untuk kebaikan kalian. Saya mohon kepada Allah agar mengaruniakan ilmu kepada saya dan kalian.
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.

Alih Bahasa: Abu Almass